Kandungan Daun Katuk; Katuk (Sauropus androgynus) merupakan salah satu jenis tanaman
semak yang tergolong dalam suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae), dengan ketinggian mencapai 2-3 m. Katuk dapat
tumbuh pada ketinggian 0-1500 m diatas permukaan laut. Toksonomi tanaman Katuk
dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Anonima, 2011) :
Kerajaan :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus
Ciri-ciri tanaman katuk adalah cabang-cabang
agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong
sampai bundar dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm. Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan
tradisionil yang mempunyai (kandungan daun katuk) zat gizi tinggi, sebagai antibakteri, dan mengandung
beta karoten sebagai zat aktif warna karkas. Kandungan Daun Katuk antara lain juga senyawa fitokimiaseperti : saponin, flavonoid, dan tanin, isoflavonoid
yang menyerupai estrogen dan ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa
tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat
sebagai antikanker, antimikroba,dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.
Kandungan daun Katuk juga kaya akan besi,
provitamin A dalam bentuk β-carotene, vitamin C, minyak sayur, protein dan
mineral lainnya. Daun katuk tua terkandung air 10,8%, lemak 20,8%, protein
kasar, 15.0%, serat kasar 31,2%, abu 12,7%, dan BETN 10.2%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam tepung daun katuk mengandung air 12%, abu 8,91%, lemak
26,32%, protein 23,13%, karbohidrat 29,64%, β-carotene (mg/100 g) 165,05 dan
energi (kal) 134,10. Pemelitian lain menyebutkan, Kandungan daun katuk per 100
g mempunyai komposisi protein 4,8 g, lemak 1 g, karbohidrat 11 g, kalsium 204
mg, fosfor 83 mg, besi 2,7 mg, vitamin A 10370 SI, vitamin B1 0,1
mg, vitamin C 239 mg, air 81 g. Daun katuk mengandung khlorofil yang cukup
tinggi, daun tua 65,8 spa d/mm2, daun muda 41,6 spa d/mm2 dapat
digunakan sebagai pewarna alami memberi warna hijau. Selain kandungan daun Katuk seperti zat-zat gizi
tersebut di atas, daun katuk juga mengandung senyawa metabolik sekunder yaitu
monomrthyl succinate dan cis-2-methyl cyclopentanol asetat (ester), asam
benzoat dan asam fenil malonat (asam karboksilat), 2-pyrolodinon dan methyl
pyroglutamate (alkaloid), saponin, flavonoid dan tanin. Senyawa-senyawa
tersebut sangat penting dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein dalam
tubuh.